Sabtu, 23 Maret 2013

Cerpen Cinta Terlarang :: Cintaku adalah Adikku


Adi adalah seorang pelajar di sebuah SMK di kota Bandung. Dia hidup hanya berdua dengan ibunya tercinta yang bekerja sebagai buruh cuci. Mereka tinggal di rumah yang sederhana. Dan gadis cantik dalam foto itu adalah adiknya, Lyra. Ini adalah kisah cinta Adi yang menyakitkan.
***
“Teng teng teng”.....
Bel pulang akhirnya berbunyi juga, para siswa berhamburan keluar kelas. Begitupun dengan Adi. Adi segera membereskan buku-buku pelajarannya dan memasukkannya ke dalam tas usangnya yang telah termakan usia. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu seseorang. Ya, seorang gadis manis yang telah membuatnya tidak dapat tidur semalaman karena selalu terbayang senyumannya yang manis.
            Dengan tergesa-gesa Adi keluar kelas dan langsung menuju halte dimana ia secara tidak sengaja bertemu dengan gadis itu.
“Duh... semoga gue ketemu lagi sama dia”, harap Adi.
Sesampainya di tempat yang dituju, Adi melihat orang-orang yang ada di halte dan berharap menemukan gadis itu diantara mereka. Dan benar saja, gadis itu tengah duduk sendirian menanti jemputan. Adi segera menghampirinya.
“Hai”, sapa Adi.
“Hai juga”, jawab si gadis dengan senyum manisnya yang membuat Adi semakin terpesona.
“Ingat aku nggak?” tanya Adi pada gadis itu.
“Hmmm.. siapa ya? Maaf aku lupa.”
“Aku yang kemarin. Yang nggak sengaja menjatuhkan buku kamu. masak lupa sih..?”
“Oh iya, aku ingat..”
“Maaf ya soal kemarin, aku lagi terburu-buru. Dan kenalin, aku Adi. Bolehkan aku tahu namamu?” tanya Adi.
“Soal kemarin nggak apa-apa kog, nama aku Lyra.” kata Lyra memperkenalkan diri dan menjulurkan tangannya.
Adi menyambut tangan Lyra “Oh, Lyra ya.. Salam kenal ya..”
“iya, hmmm.. Itu jemputanku udah datang, aku duluan ya kak Adi,” kata Lyra sambil masuk ke dalam mobil jemputannya.
“Iya Lyra.. Hati-hati dan sampai jumpa,” kata Adi menutup perkenalan singkat mereka.
            Selama perjalanan pulang menuju rumahnya, Adi banyak melamun. Bahkan di rumah pun Adi tetap melamun, sehingga membuat ibunya heran. Apa yang membuat anaknya menjadi seperti itu.
“Di? Kamu sedang mikirin apa to Nak? Sejak kemarin Ibu perhatikan kamu kog melamun terus?” tanya Ibu Adi
“Ah, nggak apa-apa kog Bu..” ucap Adi berusaha berbohong
“Gak ada apa-apa bagaimana? Pasti kamu bohong. Kamu sedang jatuh cinta sama seorang cewek, ya kan Di?” kata Ibu Adi memojokkan.
“Ibu nih... Enggak kog Bu”
“Jangan berbohong kamu nak... Siapa cewek yang sudah mencuri hatimu itu? Ayo ceritakan pada Ibu”, ucap Ibu Adi seraya bercanda.
Lalu Adi pun menceritakan bagaimana ia bisa bertemu dengan gadis itu dan bisa berkenalan dengannya tadi siang.
“Terus, tempat tinggal pencuri hatimu itu dimana?”
“La.. Yaitu Bu bodohnya Aku.. Kenapa nggak Aku tanya rumah dan nomor teleponnya”, kata Adi menyesal.
“Hmmm.. Gimana to Nak..Nak.. ya sudah, Ibu mau nglanjutin pekerjaan Ibu”.
***
            Keesokan harinya, sepulang sekolah Adi menemui Lyra kembali.
“Hari ini, gue harus dapat nomor telepon dan alamat rumahnya. Harus..!” ucap Adi dengan semangatnya di dalam hati.
Sesuai rencana, Adi akhirnya mendapatkan nomor telepon dan alamat rumah Lyra.
            Sejak saat itu mereka sering berhubungan lewat telepon dan bertemu setiap pulang sekolah. Sehingga hal itu menumbuhkan rasa cinta, kasih, dan sayang di antara mereka. Hingga pada suatu hari, Adi berniat untuk mengajak Lyra keluar dan berencana untuk menembak Lyra hari itu juga.
Adi menjemput Lyra di rumahnya. Dan bertemu dengan Ayahnya Lyra yang menyambutnya dengan ramah. Tentunya Ayahnya Lyra ingin tahu siapa laki-laki yang berani mengunjungi anaknya dan mengajaknya keluar itu. Maka Ayahnya Lyra menanyai Adi dari A sampai Z. Dan Adi menjawab pertanyaan Ayahnya Lyra dengan sejujur-jujurnya tanpa menutup-nutupi sedikit pun.
“Jadi kamu putranya Sulatri tukang buruh cuci itu?” tanya Ayah Lyra terkejut.
“Iya Om”, jawab Adi.
“Lalu tujuan kamu kemari untuk apa?”
“Saya mau mengajak Lyra keluar, Om”.
“Kamu apanya Lyra?” tanya Ayahnya Lyra menyelidik
“Saya calon pacarnya Lyra, Om.. hehe.”
“Apa?! Pacar kamu bilang?” kata Ayah Lyra yang dengan sekejap berubah menjadi amarah setelah mendengar jawaban Adi.
“Sekarang juga kamu pergi dari rumah saya dan jangan pernah temui Lyra lagi”, bentak Ayah Lyra.
Lyra yang sejak tadi hanya diam saja menjadi terkejut karena bentakan ayahnya pada Adi,
“Ayah.. Kenapa bilang seperti itu pada Adi?”
“Sudah, diam kamu dan masuk kamar sana..!” bentak ayahnya.
Karena bentakan ayahnya, Lyra berlari masuk kamar dan menangis sejadi-jadinya. Ia tak pernah melihat ayahnya semarah ini kepadanya.
“Ngapain kamu masih di sini? Keluar kamu..!” usir Ayah Lyra.
“Iya Om, maaf saya sudah mengganggu dan permisi..” pamit Adi dengan sangat kecewa.
Adi pun pergi meninggalkan rumahnya Lyra.
***
            Tanpa sepengetahuan Ayahnya Lyra, Mereka masih berhubungan lewat telepon. Setiap pulang sekolah sebelum jemputan Lyra datang, selalu Mereka manfaatkan untuk berbincang berdua. Hanya berdua. Karena hanya itulah kesempatan Mereka untuk bertemu langsung.
            Di tengah asik-asiknya perbincangan Mereka, tiba-tiba dikejutkan oleh suara yang sudah tidak asing lagi bagi Lyra.
“Lyra...!!”
“Ayah..” kata Lyra terkejut. Ternyata itu adalah suara ayahnya Lyra yang tengah menjemputnya. Dikarenakan sang supir yang biasa menjemput Lyra sedang sakit.
“Apa-apaan ini? Sudah ku bilang jangan berhubungan dengan laki-laki ini. Kamu masih saja berhubungan dengan Dia! Ayo masuk kamu ke dalam.” bentak Ayah Lyra sambil menyeret Lyra masuk ke dalam mobil.
“Dan kamu... Dasar anak tak tahu balas budi..!! Jangan hubungi Lyra!” bentak Ayah Lyra pada Adi dan pergi meninggalkan Adi.
Setelah kepergian Lyra dan Ayahnya, Adi masih bingung dan kecewa dengan kejadian yang baru ia alami. “Apa maksud Ayah Lyra tadi?? Anak tak tahu balas budi? Maksudnya apa?” hatinya terus bertanya-tanya.
***
Setelah kejadian itu, Adi banyak termenung. Yang biasanya rajin membantu Ibunya, kini ia lebih sering menyendiri dan melamun.
“Adi? Kenapa lagi kamu Nak?” tanya Ibunya yang merasa bingung karena perubahan Adi.
“Ibu...” rengek Adi.
“Kalau kamu punya masalah, ceritakan saja pada ibu. Mungkin Ibu bisa membantu”.
Lalu Adi menceritakan kejadian-kejadian yang telah Dia alami. Bagaimana hingga akhirnya hubungan mereka tidak disetujui oleh ayahnya Lyra.
“Dan yang Aku bingungkan, apa maksud Ayahnya Lyra, Bu? Dia bilang Aku anak yang tak tahu balas budi, maksudnya apa Bu?” tanya Adi
“Tadi kamu bilang, Ayahnya Lyra itu Pak Agus? Arsitek itukan?” kata Ibunya balik bertanya.
“Iya Bu.. Memangnya kenapa?”
Lalu Ibunya Adi pun bercerita asal-usul Adi. Bahwa adanya Adi itu karena kecelakaan antara Ibunya dengan Pak Agus, Ayahnya Lyra. Dan Pak Agus lah yang membiayai sekolahnya Adi sampai sekarang. Mendengar cerita Ibunya tersebut, Adi menjadi lemas tak berdaya.
“Jadi, Aku ini anaknya Pak Agus, Bu? Dan Lyra itu adikku? Begitukah Bu?”
“Iya anakku... Maafkan Ibumu ini anakku. Seharusnya Ibu menceritakan ini dari dulu. Sehingga cinta terlarang kalian ini tidak akan terjadi”, kata Ibu Adi sembari menangisi atas cinta terlarang yang terjadi pada anaknya.
            Setelah mendengar cerita Ibunya, Adi berusaha menghubungi Lyra. Tetapi nomor Lyra ternyata sedang tidak aktif. Berkali-kali Adi mencoba menelepon Lyra, tetapi nomor Lyra tetap saja tidak aktif. Sepulang sekolah, Adi pun berusaha menemui Lyra di tempat biasa. Tetapi Lyra juga tidak kelihatan sama sekali. Berhari-hari menanti, berhari-hari pula penantiannya sia-sia.
            Hingga pada suatu siang di saat penantiannya yang ke-sekian hari,
“Hai, kamu Adi ya?” tanya seorang cewek pada Adi.
“Iya”, jawab Adi. “Ada apa ya?”
“Aku temannya Lyra. Dia titip ini padaku”, kata cewek itu sambil menyerahkan sebuah amplop putih kepada Adi.
“Owh, makasih ya,” kata Adi pada teman Lyra tersebut. Cewek itu pun berlalu.
***
            Sesampainya di rumah Adi segera membuka surat dari Lyra dan membacanya,
Untuk Kakakku Tersayang,
                Adi
Maaf, aku lama tak menghubungi mu Kak, karena ponselku disita sama Ayah. Melalui surat ini, aku cuma mau bilang maaf, maaf, maaf, dan maaf sama kakak.
Sejak pertama mengenal Kakak, ada satu rasa di hatiku.. Apakah Kakak juga merasakannya? Ku harap iya.
Tapi rasa ini mungkin tak akan bisa berlanjut lagi Kak. Setelah ku ketahui, ternyata Kak Adi adalah kakak kandungku sendiri, anak dari ayahku.
Taukah kamu Kakakku tersayang.. Aku menulis surat ini sambil beruraikan air mata, mengingat cinta kita yang tak mungkin bersatu.
Kak.. Mungkin saat kakak mebaca surat ini, aku sudah pergi jauh. Aku ikut ayahku berdomisili ke Perancis.
Sebenarnya aku sangat sangat sangat nggak rela meninggalkan kakak.
Mengenai cinta kita, mungkin cinta kita hanya bisa sebatas cinta antara kakak dan adik.
Maafkan aku Kak... dan semoga kakak mau memaafkan ku.
Selamat tinggal kakakku tercinta.
Dari Adikmu Tersayang

Lyra
Setelah membaca surat tersebut, Adi meneskan air matanya. Air mata yang tak pernah ia keluarkan sejak kecil, kini berhamburan keluar.
***
            Teringat surat terakhir dari Lyra itu, kadang Adi masih meneteskan air matanya. Tapi harus bagaimana lagi, tak mungkin Adi mencintai adiknya sendiri.
            Dan kini, Adi mencoba menjalani hari-harinya seperti dulu sebelum bertemu dengan Lyra. Meskipuun itu sulit, baginya.
***The End***

Cerpen :: I Love Math


Matematika itu menyenangkan kawan.. maka nikmati dan pecahkan tantangannya :)
Di suatu pagi di kelas X1 SMA Negeri Pertiwi,
“Desi?”
“Hadir”
“Hendra?”
“Hadir pak”
“Mia?”
“Hadir”
“Nita?”
Hening tak ada jawaban, hanya terdengar suara bisik-bisik dari siswa lain.
“Kemana Nita? Membolos lagi?” tanya Pak Agus kepada teman dekat Nita, yaitu Vina, Riska, dan Tari dengan tatapan tajam. Sehingga terlihat jelas wajahnya yang garang itu.
“Iya pak”, jawab Riska teman sebangku Nita.
“Tiap pelajaran saya, selalu membolos. Suruh Nita besok menghadap saya!”
 “Baik Pak” jawab Riska.
***
Pelajaran berlangsung seperti biasa. Tak ada suara kegaduhan tiap pelajaran matematika, berbeda halnya dengan pelajaran lain. Memang Pak Agus terkenal dengan sebutan guru “Killer”. Sehingga para siswa tidak berani untuk ramai sedikit pun.
***
Keesokan harinya di ruang BP. Dengan takut dan badan gemetar, Nita menghadap Pak Agus.
“Nita, Kenapa kamu tak pernah masuk tiap pelajaran saya?” Introgasi Pak Agus
“Anu pak, saya tidak menyukai pelajaran Bapak, saya benci Matematika!” jawab Nita
“Oh, jadi itu yang menyebabkan kamu sering membolos? Memang dengan membolos bisa membuatmu suka matematika? Kamu tidak mempunyai nilai sama sekali di pelajaran saya, padahal sebentar lagi pembagian raport. Kamu mau di raport kamu tertulis angka nol?” serbuan dari Pak Agus.
“Tidak pak,” ucap Nita sambil menunduk, tidak berani menatap wajah Pak Agus.
“Kalau kamu tidak mau nilai nol di raport kamu, besok temui saya untuk mengikuti ulangan susulan semua materi matematika.”
“Hah? Pak? Semua?” tanya Nita dengan kaget.
Bagaimana tidak kaget, hampir setiap pelajaran matematika Nita tidak pernah masuk. Dan besok ia harus ulangan susulan semua materi yang tentu tidak ia mengerti.
“Iya. Awas kalau kamu membolos lagi, meskipun kamu pintar saya jamin kamu tidak akan naik kelas.” Ancam Pak Agus. “iya pak,” jawab Nita lemas.
Sekeluarnya dari ruang BP, Nita serasa tak sanggup untuk berdiri. Ingin dia pingsan dan langsung mati. Sehingga ia tidak perlu mengikuti ulangan susulan itu.
***
“I hate math, i hate math, i hate math...” itulah kalimat yang berulang-ulang terngiang di kepalanya. Karena Nita sejak kecil memang tidak pernah menyukai matematika. “haaaahhh... bagaimana aku bisa mempelajari materi sebanyak ini???” gerutu Nita saat mempelajari buku catatan matematika milik temannya yang sengaja ia pinjam.
Saat tengah asik-asiknya menggerutu, tiba-tiba Tuliit.. sebuah sms dari Vina masuk ke Hpnya. “Semangka.. Semangat Kawan... Kamu pasti bisa... :) owh iya, jangan lupa ucapkan I LOVE MATH sebelum belajar yah,, Good Luck :*”. Dibalasnya, “Iya sobat, thanks. :)”
“I love math?? Apa itu sebuah kata ajaib??? Mungkin aku harus mengubah pendapatku tentang matematika. I love math, i love math, i love math, i love math...” ucapnya pada diri sendiri. Dan ia kembali menekuni buku-buku catatan itu.
“Waw... Ini tidak terlalu sulit,” katanya gembira, karena telah menemukan kesenangan tersendiri pada matematika.
***
Ujian susulan untuk Nita dimulai. “ILoveMath” adalah kata yang Nita ucapkan sebelum mulai mengerjakan soal. Dengan tenang Nita mengerjakan semua soal matematika yang diberikan Pak Agus.
Dari luar terdengar suara dari teman-teman Nita yang menyemangatinya. “Semangka.. Semangat Kawan.. Ayoo.. Semangat Matematika, You Can Do Nita.. Kamu pasti Bisa.”
Ingin rasanya ia tertawa mendengar teman-temannya mensporterinya seperti itu. Tapi ia harus kembali konsentrasi ke soal-soal matematika yang sedang ia hadapi.
***
Keesokan harinya dengan rasa bangga campur heran, Pak Agus memberikan lembar hasil ulangan Nita. Dengan girangnya, Nita berlari menuju teman-temannya untuk menunjukkan lembaran yang bertuliskan angka 95 itu. Sambil berteriak, “I LOVE MATH...!!!” Nita mulai menyukai matematika, sebuah pelajaran yang awalnya ia benci. Tidak lagi membolos saat pelajaran matematika dan bahkan dia menjadi anak kesayangan Pak Agus. Kini ia menikmati kebersamaannya dengan matematika dengan senang hati.
**TAMAT**

Download Contoh SiklusAkuntansi Perusahaan Dagang

Perusahaan Dagang adalah Perusahaan yang membeli barang dagang untuk dijual kembali tanpa mengubah sifat, bentuk, dan ukuran.

berikut ini adalah Link untuk mendownload contoh siklus akuntansi perusahaan dagang yang mungkin bisa dibuat untuk berlatih,

1. Contoh Soal Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
2. Contoh Soal Siklus dari IAI

Semoga bermanfaat :)