Matematika itu
menyenangkan kawan.. maka nikmati dan pecahkan tantangannya :)
Di suatu pagi di kelas X1 SMA Negeri Pertiwi,
“Desi?”
“Hadir”
“Hendra?”
“Hadir pak”
“Mia?”
“Hadir”
“Nita?”
Hening tak ada jawaban, hanya terdengar suara bisik-bisik dari siswa lain.
“Kemana Nita? Membolos lagi?” tanya Pak Agus kepada teman dekat Nita, yaitu
Vina, Riska, dan Tari dengan tatapan tajam. Sehingga terlihat jelas wajahnya
yang garang itu.
“Iya pak”, jawab Riska teman sebangku Nita.
“Tiap pelajaran saya, selalu membolos. Suruh Nita besok menghadap saya!”
“Baik Pak” jawab Riska.
***
Pelajaran berlangsung seperti biasa. Tak ada suara
kegaduhan tiap pelajaran matematika, berbeda halnya dengan pelajaran lain.
Memang Pak Agus terkenal dengan sebutan guru “Killer”. Sehingga para siswa tidak
berani untuk ramai sedikit pun.
***
Keesokan harinya di ruang BP. Dengan takut dan badan
gemetar, Nita menghadap Pak Agus.
“Nita, Kenapa kamu tak pernah masuk tiap pelajaran saya?” Introgasi Pak
Agus
“Anu pak, saya tidak menyukai pelajaran Bapak, saya benci Matematika!”
jawab Nita
“Oh, jadi itu yang menyebabkan kamu sering membolos? Memang dengan membolos
bisa membuatmu suka matematika? Kamu tidak mempunyai nilai sama sekali di
pelajaran saya, padahal sebentar lagi pembagian raport. Kamu mau di raport kamu
tertulis angka nol?” serbuan dari Pak Agus.
“Tidak pak,” ucap Nita sambil menunduk, tidak berani menatap wajah Pak
Agus.
“Kalau kamu tidak mau nilai nol di raport kamu, besok temui saya untuk
mengikuti ulangan susulan semua materi matematika.”
“Hah? Pak? Semua?” tanya Nita dengan kaget.
Bagaimana tidak kaget, hampir setiap pelajaran matematika
Nita tidak pernah masuk. Dan besok ia harus ulangan susulan semua materi yang
tentu tidak ia mengerti.
“Iya. Awas kalau kamu membolos lagi, meskipun kamu pintar saya jamin kamu
tidak akan naik kelas.” Ancam Pak Agus. “iya pak,” jawab Nita lemas.
Sekeluarnya dari ruang BP, Nita serasa tak sanggup untuk
berdiri. Ingin dia pingsan dan langsung mati. Sehingga ia tidak perlu mengikuti
ulangan susulan itu.
***
“I hate math, i hate math, i hate math...” itulah kalimat
yang berulang-ulang terngiang di kepalanya. Karena Nita sejak kecil memang tidak
pernah menyukai matematika. “haaaahhh... bagaimana aku bisa mempelajari materi
sebanyak ini???” gerutu Nita saat mempelajari buku catatan matematika milik temannya
yang sengaja ia pinjam.
Saat tengah asik-asiknya menggerutu, tiba-tiba Tuliit..
sebuah sms dari Vina masuk ke Hpnya. “Semangka.. Semangat Kawan... Kamu pasti
bisa... :) owh iya, jangan lupa ucapkan I LOVE MATH sebelum belajar yah,, Good
Luck :*”. Dibalasnya, “Iya sobat, thanks. :)”
“I love math?? Apa itu sebuah kata ajaib??? Mungkin aku
harus mengubah pendapatku tentang matematika. I love math, i love math, i love
math, i love math...” ucapnya pada diri sendiri. Dan ia kembali menekuni
buku-buku catatan itu.
“Waw... Ini tidak terlalu sulit,” katanya gembira, karena
telah menemukan kesenangan tersendiri pada matematika.
***
Ujian susulan untuk Nita dimulai. “ILoveMath” adalah kata
yang Nita ucapkan sebelum mulai mengerjakan soal. Dengan tenang Nita
mengerjakan semua soal matematika yang diberikan Pak Agus.
Dari luar terdengar suara dari teman-teman Nita yang
menyemangatinya. “Semangka.. Semangat Kawan.. Ayoo.. Semangat Matematika, You
Can Do Nita.. Kamu pasti Bisa.”
Ingin rasanya ia tertawa mendengar teman-temannya mensporterinya seperti
itu. Tapi ia harus kembali konsentrasi ke soal-soal matematika yang sedang ia
hadapi.
***
Keesokan harinya dengan rasa bangga campur heran, Pak
Agus memberikan lembar hasil ulangan Nita. Dengan girangnya, Nita berlari
menuju teman-temannya untuk menunjukkan lembaran yang bertuliskan angka 95 itu.
Sambil berteriak, “I LOVE MATH...!!!” Nita mulai menyukai matematika, sebuah
pelajaran yang awalnya ia benci. Tidak lagi membolos saat pelajaran matematika
dan bahkan dia menjadi anak kesayangan Pak Agus. Kini ia menikmati
kebersamaannya dengan matematika dengan senang hati.
**TAMAT**
Asik Bener !
BalasHapusCoba aja kalau Cerbung pasti lebih seru :)