Narkoba Merusak Generasi Bangsa
Di era
globalisasi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih seperti saat ini,
sering terdengar istilah kenakalan remaja. Di media cetak, media elektronik,
bahkan di media sosial pun kata “kenakalan remaja” sering dijumpai. Apakah sebenarnya
yang dimaksud dengan kenakalan remaja itu? Menurut para ahli, Kenakalan remaja (juvenile
delinquency) didefenisikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan
atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa
anak-anak dan dewasa.
Menurut Paul
Moedikdo, SH kenakalan remaja adalah :
1. Semua perbuatan yang dari orang
dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua
yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari
norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan
kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Menurut Kartono, ilmuwan sosiologi “Kenakalan Remaja atau
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan gejala patologis sosial pada remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
Menurut
Santrock “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari
berbagai perilaku remaja
yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa kenakalan remaja merupakan suatu bentuk perilaku
penyimpangan norma, nilai, aturan, dan hukum di dalam masyarakat yang dilakukan
orang seorang remaja untuk mendapatkan perhatian dari lingkungan sosialnya yang
tentunya perilaku ini dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang-orang di
sekitarnya.
Di dalam
masyarakat, baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan terdapat
berbagai macam bentuk dan jenis kenakalan remaja yang sering terjadi, di antaranya
adalah: membolos
sekolah, geng motor, penyalahgunaan narkotika, perilaku seksual pranikah,
melawan orang tua dan guru, berbohong kepada semua orang,
merusak
fasilitas umum, tawuran,
nonton
majalah atau video porno, main game berlebihan, dan masih
banyak lainnya.
Dari berbagai
bentuk kenakalan remaja yang terjadi di masyarakat, penyalahgunaan narkotika
adalah salah satu perilaku menyimpang yang sering terjadi bahkan sampai harus
ditangani oleh kepolisian. Dari data yang diperoleh dari kompas.com tertanggal
maret 2013 bahwa jumlah pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif di
kalangan remaja cenderung meningkat, diperkirakan sekitar 5 juta orang atau 2,8
persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini lebih tinggi daripada jumlah
penduduk Nusa Tenggara Timur yang mencapai 4,6 juta jiwa. Pengguna remaja yang
berusia 12-21 tahun ditaksir sekitar 14.000 orang dari jumlah remaja di
Indonesia sekitar 70 juta orang. Di DKI Jakarta, berdasarkan catatan Direktorat
Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, jumlah pengguna napza di kalangan remaja
dalam tiga tahun terakhir terus naik. Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna napza
berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna
baru pada Januari-Februari 2013 tercatat 262 orang. Di kalangan SMA, pada 2011
tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru
tahun 2013 tercatat 519 orang.
Remaja, katanya generasi penerus bangsa. Masalahnya, akan seperti
apa nasib bangsa Indonesia jika remajanya adalah pengguna narkoba. Sumber
terbaru menyatakan, tercatat 19% dari jumlah remaja di Indonesia atau sekitar
14 ribu remaja diindikasikan menjadi pengguna narkoba. Fenomena ini akan
menjadi pertanda buruk bagi eksistensi bangsa, jika persoalan tersebut tak
segera dicarikan solusinya. Pernyataan terbaru ini disampaikan Ibu Negara, Ani
Bambang Yudhoyono.
Dari data di
atas dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun, penyalahgunaan narkotika oleh
remaja semakin meningkat. Beberapa faktor yang menyebabkannya adalah:
1. Masalah
keluarga, seperti: kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua, karena
orang tua terlalu sibuk bekerja atau broken home sehingga anak mencari
perhatian dengan cara yang salah.
2. Salah
pergaulan.
3. Anak
ingin mendapatkan pengakuan dari kelompoknya
4. Keinginan
anak untuk mencoba narkotika
Penyebab utama
dari penyalahgunaan narkotika adalah keluarga, oleh karenanya solusi pertama
adalah dengan mengharmoniskan hubungan antar keluarga dan orang tua berperan
besar dalam hal ini. Orang tua harus bisa memberikan perhatian dan kasih sayang
yang cukup kepada anaknya. Orang tua juga harus mengontrol pergaulan anaknya,
jangan sampai anaknya salah dalam memilih teman. Sedangkan untuk remaja
sendiri, seharusnya dia bisa lebih selektif dalam memilih teman dan
meningkatkan kesadaran akan dampak-dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan
narkoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Your Opinion? ^^/